Hari Ke-tujuhbelas, Poli Psikologi Rumah Sakit Duren Sawit
10.20 Aku baru tiba karena mengurusi dokumen, tandatangan kontrak dan mengikuti pembekalan KKN di kampus. Sebelumnya aku sudah meminta izin ke mba Maria. Sesampainya di poli, ada mba Maria, bu Vina dan Bu Rena didalamnya, aku menyalaminya satu-satu, mereka menyambutku sambil meneror banyak pertanyaan yang kujawab masing-masing dengan cepat dan tidak memperpanjang cerita. Aku sangat canggung, sebelum ku tanya mba Maria dimana Ayu dan Hanun, mba Maria sudah lebih dulu menyampaikan bahwa kedua anggota kelompokku sekarang berada di ruang rehab, katanya meminta data absensi dan merapikan laporan pemulangan yang sudah ditandatangani Pak Nurpandi.
11.00 Ayu dan Hanun belum juga datang, aku sebenarnya dilanda kecemasan, aku canggung. tapi akhirnya bu Rena memberiku satu pekerjaan, aku diminta mencetak laporan hasil tes IQ dari dua pasien beliau. Aku diberi tahu langkah-langkahnya lagi, sebenarnya hanya mengingatkan saja, karena aku sudah diajarkan lebih dulu di hari-hari sebelumnya oleh marsya dan aisyah. Kemudian aku meminta tandatangan bu Rena lalu turun ke lantai bawah untuk menstempel hasil tersebut dengan stempel rumah sakit yang berada di ruang instalasi NAPZA di lantai 1, kemudian filing dokumen tersebut ke binder yang tersedia.
11.30 Ayu, Hanun datang, berbarengan dengan Aisyah dan Marsya, lucu sekali. mba Maria dan mereka berdua berteriak kegirangan sambil berteriak "kangeeeen" bersamaan. mba Maria bilang "baru sehari ya padahal" mungkin rasanya sama sepertiku. Aku kangeeeen banget keadaan di rehab. Belum terbiasa disini.
Selanjutnya karena banyak dari kami yang tidak puasa, kami memutuskan makan siang di mie ayam yang terkenal di belakang rumah sakit. Kami berjalan kesana beriringan.
12.30 Kami selesai makan siang, aku kemudian mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan di poli, merapikan file, memfotocopy instrumen yang nantinya akan jadi bahan ajar untuk kami, yang akan diajarkan oleh mba Maria besok. Nama alat tesnya MPTI. salah satu tes kepribadian.
14.15 Setelah berpamitan kepada mba Maria dan bu Vina yang masih di poli untuk menyelesaikan interpretasi laporan dari hasil tes Budi Asih, aku dan Hanun berniat mengunjungi instalasi rehab. Entah, aku seperti merasa berbeda, seperti baru pertama kali ke rehab, jantungku berdegup, aku kangen, kangen tim, kangen suasananya, kangen seluruhnya dari instalasi rehab. Setibanya aku di lt 4, pintu lift terbuka, yang aku lihat adalah para pasien rawat inap laki-laki yang sedang melakukan latker pertukangan. Disana ada Pak Riza dan Pak Taruli juga. Mereka menyambutku lebih dulu dibanding mba mba lainnya yang ada diruang aula. Sungguh aku sangat rindu mereka. Aku menyalami semuanya tak terkecuali. Bercanda, tertawa, dan aku merasa seperti aku sesungguhnya bersama keluargaku. aku "hidup" disini. Lalu aku melanjutkan membantu bu ayu membuat gelang kreasi dari berbagai jenis mute. Pasien rawat inap perempuan disana sedang membuat gelang juga. Aku merasakan seluruh makhluk, baik makhluk hidup dan makhluk mati disana merindukan aku. Aku sukses membuat semua bahagia menyambutku dan Hanun. Ada banyak pasien disini. Mungkin mereka tidak mengerti betapa rindu yang bertebar di setiap tatap mataku ke mereka. Yang aku khawatirkan di hari-hari yang lalu benar. Aku sangat merindukan berada disini. Rasanya ingin berada 40 hari saja disini. menghabiskan masa magang bersama tim yang sudah menyentuhku, mengenalkanku pada sisi lain dari jiwa manusia. jiwa manusia yang tidak sehat.
10.20 Aku baru tiba karena mengurusi dokumen, tandatangan kontrak dan mengikuti pembekalan KKN di kampus. Sebelumnya aku sudah meminta izin ke mba Maria. Sesampainya di poli, ada mba Maria, bu Vina dan Bu Rena didalamnya, aku menyalaminya satu-satu, mereka menyambutku sambil meneror banyak pertanyaan yang kujawab masing-masing dengan cepat dan tidak memperpanjang cerita. Aku sangat canggung, sebelum ku tanya mba Maria dimana Ayu dan Hanun, mba Maria sudah lebih dulu menyampaikan bahwa kedua anggota kelompokku sekarang berada di ruang rehab, katanya meminta data absensi dan merapikan laporan pemulangan yang sudah ditandatangani Pak Nurpandi.
11.00 Ayu dan Hanun belum juga datang, aku sebenarnya dilanda kecemasan, aku canggung. tapi akhirnya bu Rena memberiku satu pekerjaan, aku diminta mencetak laporan hasil tes IQ dari dua pasien beliau. Aku diberi tahu langkah-langkahnya lagi, sebenarnya hanya mengingatkan saja, karena aku sudah diajarkan lebih dulu di hari-hari sebelumnya oleh marsya dan aisyah. Kemudian aku meminta tandatangan bu Rena lalu turun ke lantai bawah untuk menstempel hasil tersebut dengan stempel rumah sakit yang berada di ruang instalasi NAPZA di lantai 1, kemudian filing dokumen tersebut ke binder yang tersedia.
11.30 Ayu, Hanun datang, berbarengan dengan Aisyah dan Marsya, lucu sekali. mba Maria dan mereka berdua berteriak kegirangan sambil berteriak "kangeeeen" bersamaan. mba Maria bilang "baru sehari ya padahal" mungkin rasanya sama sepertiku. Aku kangeeeen banget keadaan di rehab. Belum terbiasa disini.
Selanjutnya karena banyak dari kami yang tidak puasa, kami memutuskan makan siang di mie ayam yang terkenal di belakang rumah sakit. Kami berjalan kesana beriringan.
12.30 Kami selesai makan siang, aku kemudian mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan di poli, merapikan file, memfotocopy instrumen yang nantinya akan jadi bahan ajar untuk kami, yang akan diajarkan oleh mba Maria besok. Nama alat tesnya MPTI. salah satu tes kepribadian.
14.15 Setelah berpamitan kepada mba Maria dan bu Vina yang masih di poli untuk menyelesaikan interpretasi laporan dari hasil tes Budi Asih, aku dan Hanun berniat mengunjungi instalasi rehab. Entah, aku seperti merasa berbeda, seperti baru pertama kali ke rehab, jantungku berdegup, aku kangen, kangen tim, kangen suasananya, kangen seluruhnya dari instalasi rehab. Setibanya aku di lt 4, pintu lift terbuka, yang aku lihat adalah para pasien rawat inap laki-laki yang sedang melakukan latker pertukangan. Disana ada Pak Riza dan Pak Taruli juga. Mereka menyambutku lebih dulu dibanding mba mba lainnya yang ada diruang aula. Sungguh aku sangat rindu mereka. Aku menyalami semuanya tak terkecuali. Bercanda, tertawa, dan aku merasa seperti aku sesungguhnya bersama keluargaku. aku "hidup" disini. Lalu aku melanjutkan membantu bu ayu membuat gelang kreasi dari berbagai jenis mute. Pasien rawat inap perempuan disana sedang membuat gelang juga. Aku merasakan seluruh makhluk, baik makhluk hidup dan makhluk mati disana merindukan aku. Aku sukses membuat semua bahagia menyambutku dan Hanun. Ada banyak pasien disini. Mungkin mereka tidak mengerti betapa rindu yang bertebar di setiap tatap mataku ke mereka. Yang aku khawatirkan di hari-hari yang lalu benar. Aku sangat merindukan berada disini. Rasanya ingin berada 40 hari saja disini. menghabiskan masa magang bersama tim yang sudah menyentuhku, mengenalkanku pada sisi lain dari jiwa manusia. jiwa manusia yang tidak sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar