Halaman

Foto saya
Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
Your Future Psychology
Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Februari 2014

Fenomena wawancara daring

Andi  Annisa  Hakim Bunga  Sumadi
1125125385 Psikologi UNJ 2012


Fenomena Wawancara Daring

                Sekedar  info  awal,  daring  adalah  akronim  dari  “dalam jaringan” atau dalam bahasa inggris  disebut  online, kosakata  ini  termasuk    kosakata  baru  di Indonesia.  Wawancara  daring  adalah  wawancara  yang  dilakukan  melalui internet/jejaring sosial, umumnya bertujuan  untuk  menyaring  karyawan, tulisan  ini terinspirasi  film Hollywood  berjudul  “internship”  yang  kala itu pernah  saya  tonton, film ini menceritakan  tentang dua orang sahabat  yang  tidak  punya  pekerjaan tetap, kemudian  mereka  nekat  melamar pekerjaan  sebagai  karyawan  magang  di  perusahaan “google”.  Nah, film ini melakukan  kegiatan  wawancara  via internet, menurut  saya  wawancara  ala  modern  ini  menarik  untuk  ditulis,  terfikir  oleh  saya  apa apa  saja  kelebihan  dan  kekurangan  wawancara  daring  dibanding  wawancara  face to face  pada umumnya.

                Menurut  saya  kelebihan  wawancara  daring  diantaranya  adalah  menghemat  waktu,  menghemat  tenaga,  sekaligus  menghemat  pengeluaran  tentunya, bahkan  menghemat  rasa  cemas, karena  menurut  saya  ada  rasa  cemas  yang  lebih  banyak  dirasakan  ketika   wawancara  langsung  dibanding  wawancara  daring.

                Kekurangan  wawancara daring  menurut  saya  adalah
1.       Tidak  semua  orang  mempunyai  wajah  videogenic
2.       Faktor  jaringan  internet  yang  kurang  akan  menghambat  komunikasi  jarak  jauh  dengan  pewawancara  dan menghambat  penilaian.
3.       Tidak  ada  kontak  langsung  pewawancara  dengan  yang  diwawancara  seperti  berjabat  tangan dan  kontak  mata  secara langsung.
4.       Sulitnya  penilaian  subyektif  dari  pewawancara  terkait  microexpression  dari  orang  yang  diwawancarai,  karena  mungkin  saja  ada  tingkah laku  yang  disembunyikan  atau  tidak  terlihat  ketika  sedang  berlangsung  proses  wawancara.
Sekian  menurut  saya  fenomena  wawancara  daring.
Refrensi       :  http://archive.tabloidbintang.com/gaya-hidup/psikologi/76412-kiat-wawancara-kerja-via-video-daring.html

Senin, 19 September 2011

film kitaaaa di OSCAR


Film dokumenter tentang Indonesia Stand van de Sterren (posisi bintang gemintang) yang dibuat sineas Belanda, Leonard Retel Helmrich, berhasil lolos nominasi Oscar. Bagi sineas Belanda sendiri, ini prestasi besar dalam industri perfilman Belanda. Soalnya, belum pernah ada seorang sineas "Negeri Kincir Angin" itu yang lolos nominasi Oscar kategori tersebut. Untuk Indonesia, baru kali inilah sebuah film dokumenter bertema keluarga Indonesia masuk ke Piala Oscar.

Demikian penuturan Adi Supriadi, jurnalis warga yang menulis pandangannya mengenai film dokumenter ini di Kompasiana. Menurut Adi, film ini merupakan trilogi dari dua film sebelumnya, Stand van de Zon (mata hari) dan Stand van de Maan(bentuk bulan), yang juga telah merebut sejumlah penghargaan internasional.
Berikut tulisan lengkap penulis warga yang memiliki nama pena Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan ini...
13158535921756445198
Cover Film Stand Van De Streen/www.stand Van De Streen.nl

Selama kurang lebih 12 tahun, Pembuat film Leonard Retel Helmrich meneliti kehidupan Bangsa Indonesia dengan ikut tinggal dari daerah kumuh Jakarta. Sama seperti sebelumnya dua Film sebelumnya tentang kemiskinan dan kesenjangan hidup Bangsa Indonesia telah banyak memenangkan penghargaan Internasional. Film yang terakhir berjudul “Stand van de Sterren” adalah Film Trilogi dari dua film sebelumnya “Stand van de Zon” dan “Stand van De Maan”, Sang Pembuat Film terus menunjukkan pola yang mendasari kehidupan di Indonesia yaitu “KORUPSI DAN KEMISKINAN”, Film Trilogi ini sudah mendapatkan penghargaan seperti :
- Winner of ‘Best International Documentary’ IDFA 2010
- Winner ‘Special Jury Award’ SUNDANCE 2011
- Winner ‘Big Stamp’ ZagrebDocs 2011
- Winner ‘Special Jury Mention’ Silverdocs 2011
Kerja apik tim membuat kerja kamera menjadi sangat revolusioner. Diceritakan dalam Film tersebut sebuah Keluarga Indonesia yaitu Sjamsuddin merupakan gambaranmasalah yang paling penting dari kehidupan di Indonesia seperti Korupsi,Kemiskinan, Pelacuran, konflik antar agama, kecanduan judi, kesenjangan generasi dan perbedaan tumbuh antara miskin dan kaya.




1315853688507643184
Leonard Retel Helmrich/Wikipedia

Bangsa Indonesia yang terlena dengan mimpi-mimpi rakyat miskin untuk menjadi kaya, susahnya mencari kehidupan di Ibukota, ancaman putus sekolah, menjadi pelacur, meningkatnya ketidak percayaan rakyat kepada Pemerintah karena pemerintah asyik memperkaya diri sendiri dan kroni-kroninya dari berbagai orde baik orde lama, orde baru hingga orde reformasi, Gerakan anti pemerintah yang terus mengakar di Indonesia, Isu revolusi, sehingga maraknya terorisme adalah akibat dari kajahatan yang telah tersistemkan Pemerintah, kemudian seruan jihad untuk melawan pemerintah yang menjajah bangsa sendiri, jihad ekonomi melawan kemiskinan terus berkumandang menjadi tema sentral dalam film Stand Van De Sterren ini.
Dahsyatnya lagi adalah setelah mendapatkan penghargaan-penghargaan Internasional kini film tersebut mampu menembus nominasi penghargaan film bergengsi dunia, Piala Oscar (Republika,12 September 2011).
Film dokumenter ini masuk nominasi Academy Award kategori film dokumenter panjang. Bagi Sineas Belanda sendiri, Film ini adalah prestasi besar dalam industri perfilman Belanda. Belum pernah ada seorang sineas negeri kincir angin itu lolos nominasi Oscar kategori tersebut. Begitupun untuk Indonesia, karena baru kali ini sebuah film dokumenter bertema keluarga Indonesia masuk ke Piala Oscar.
Berikut cuplikan film Stand van de Sterren:

Film ini sangat menggugah hati, membangkitkan motivasi, Saya suka olahan apik film ini, Apakah Film ini menjadi kebanggaan buat bangsa Indonesia? Film yang mengkritisi aktivitas korupsi pemerintah, kemiskinan dan kesenjangan sosial Bangsa Indonesia akan di tonton rakyat dunia, Membanggakan atau Memalukan menurut Anda? Saya Tunggu Komentar Terbaik Anda.

Senin, 08 Agustus 2011

oeroeg


haiiiiiiii blogiii :)

gue lagi mroses donlot film ni, judulnya OEROEG . agak aneh emang, awal gue tau ni film, lagi iseng ngesearch di google dengan keyword 'download film merah putih 3' , kemaren gue ga sempet nonton dikarenakan ga ada duit, jadi gue mau donlot aja, nge search nge search, gue nemu kaya forum group gitu di satu web, ngomongin film film indonesia, ada yg bilang, lebih seru film surabaya 45 sama oeroeg ini yg gue mau tonton.
gue langsung search deh 2 judul yg di recomended-in .
pertama gue donlot surabaya 45 selesai itu, gue agak males sebenernya donlot oeroeg ini, ga interesting abis judul filmnya. tapi berubung penasaran gue gede , segede nafsu birahi gue *ups *lirikpacar . gue ketik di google. keluar deh banyak link donlot film ini, gue baca sinopsis nya dan
JRENG JRENG . GUE TERKESIMA PARAH . itu film belanda-indonesia gituuuu :D
dan you know what? gue , ng gue rasa gue jatuh cinta sama anything yg berbau 'belanda'. gatau kenapa. ini sinopsisnya .


Kategori:Film
Jenisdrama

Oeroeg
Rumah masa lalu yang telah hilang


“Apakah kita tetap berteman?” Tanya Johan kepada Oeroeg, “Hanya bila kita sama derajat” kata Oeroeg. “Apakah kita tidak sama derajat?” tanya Johan lagi, “Tidak, selama 12 orang Indonesia dihargai sama dengan 1 orang (Belanda) sepertimu” kata Oeroeg. Hal itu terjadi ketika Johan & Oeroeg bertemu di sebuah jembatan, status mereka sama2 sebagai tahanan perang. Johan ditahan pihak TNI & Oeroeg bersama 11 orang rekannya ditahan pihak Belanda, ketika itu sedang terjadi pertukaran tahanan perang diatara kedua belah pihak.


Hella S Haasse pertama kali menceritakan kisah ini lewat sebuah novel yang berjudul sama, kemudian Hans Hylkema mengangkatnya menjadi sebuah film. Meskipun film ini berjudul “Oeroeg” namun film ini tidak berpusat kepada tokoh Oeroeg, film ini justru berpusat kepada tokoh Johan, seorang kulit putih berkebangsaan Belanda yang lahir & besar di Hindia Timur dalam atmosfer saat orang-orang Belanda masih memiliki ketenangan & kedamaian di tanah ini. Saat orang-orang pribumi masih menjadi pembantu, pelayan atau jongos bagi orang kulit putih, ketika orang pribumi belum melawan tuan mereka sendiri.


Johan meninggalkan negeri ini untuk sekolah ke Belanda. Setelah 8 tahun akhirnya ia kembali ke tanah kelahirannya yang telah berganti nama menjadi Indonesia. Situasi damai & tenang pun telah berganti dengan kondisi yang kacau & tidak aman. Johan datang sebagai tentara Belanda dalam aksi polisionil atau menurut versi Indonesia agresi militer Belanda. Ketika ia kembali ke negeri ini Johan selalu teringat dengan sahabatnya sejak kecil sampai ia remaja: Oeroeg si anak pribumi. Saat Johan menemukan ayahnya tewas, ia menduga bahwa Oeroeglah yang membunuh ayahnya. Johan terus mencari bekas sahabatnya di masa lalu yang telah “hilang”.


Film ini ditampilkan dengan alur yang tidak linear, adegan masa lalu (Johan kecil & remaja) dan masa kini (Johan sebagai tentara Belanda) muncul silih berganti. Teknik alur yang tidak kronologis menjadikan film ini seperti sebuah puzzle. Pecahan-pecahan (fragmen) adegan di masa lalu perlahan-lahan dimunculkan menguak teka-teki yang akhirnya akan terjawab di akhir film. Bagi yang tidak paham sejarah Indonesia khususnya dalam kurun waktu 1900an-1949 dengan posisi geografis di sekitar Kebon Jati & Batavia maka akan kesulitan memahami waktu-waktu kejadian yang berlangsung di film ini. Sebaliknya bagi yang paham sejarah tersebut maka akan lebih mudah untuk memahami film ini. Selain itu yang membuat film ini agak sulit untuk diraba latar waktu kejadiannya adalah karena sepanjang film tidak pernah dicantumkan informasi tahun, namun bagi yang paham sejarah bisa menganalisa secara garis besar latar waktu kejadian tersebut, terdapat 3 latar waktu kejadian di film ini:
I. Ketika Johan masih kecil (kira2 usianya 5-7 th) (sekitar tahun 1920-1930)
II. Ketika Johan remaja & berencana akan melanjutkan studinya ke Belanda, kira-kira usianya 18-20th (sekitar tahun 1938-1940 )
III. Ketika Johan datang sebagai tentara Belanda kira-kira usianya sekitar 26-28 tahun (sekitar tahun 1947-1949)


Secara kronologis kisah ini bermula saat Johan kecil yang lahir & tumbuh di negeri Hindia Timur. Johan adalah anak dari pemilik perkebunan Hendrik Ten Berghe, Hendrik memiliki jongos yang bernama Deppo, anak Deppo inilah yang bernama Oeroeg. Sejak kecil sampai remaja Johan bersahabat dengan Oeroeg, namun persahabatan antar ras itu mulai rusak ketika Oeroeg mulai menyadari sikap bangsa Belanda yang suka merendahkan bangsa pribumi.


Titik balik sikap Oeroeg yang tadinya bersahabat menjadi bermusuhan dengan Johan adalah pada saat Oeroeg & Johan menonton film di gedung yang sama namun posisi mereka jelas dibedakan. Pada masa itu posisi penonton dibagi berdasarkan ras. Ras kulit putih menonton dengan posisi normal, sementara bangsa pribumi menonton dari balik layar, sehingga semua tulisan akan terbaca terbalik. Oeroeg semakin sadar akan kesalahan sistem yang diskriminatif yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda saat ia bergabung dengan pergerakan nasional. Hubungan antara bekas sahabat tersebut semakin tidak harmonis & diakhiri dengan kepergian Johan ke Belanda untuk melanjutkan studinya. Ketika Johan kembali ke negeri ini ia masih berharap untuk bisa bersahabat dengan Oeroeg, namun Oeroeg menegaskan kalau persahabatan itu tidak akan terjalin selama seseorang masih dianggap lebih rendah daripada orang lain.


Oeroeg adalah sahabat Johan di masa lalu saat virus kesadaran akan diskriminasi ras belum menghinggapi anak pribumi itu, ketika Johan kembali ia mencari sahabatnya yang telah “hilang”. Hindia Timur juga masa lalu Johan saat ia masih merasakan kedamaian & ketenangan di bumi ini, ketika ia kembali semuanya juga telah hilang. Oeroeg adalah metafora dari Hindia Timur yang telah mengalami perubahan dan berganti nama menjadi Indonesia & Oeroeg bukan lagi milik Johan, begitu juga negeri berpenduduk ramah ini. Rupanya Johan si anak pemilik perkebunan ini telah kehilangan sahabat & tanah kelahirannya sekaligus. Sangat ironis ketika ia ingin pulang ke negeri kelahirannya yang indah ini, namun ia justru disuruh pulang dari “rumah”nya sendiri oleh TNI “Dutchman, Go Home!”

ini link download-an nya, baik hati kan guee , and free :)

http://cramit.in/mpi517nlj9s8
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
pass : ALIEN

i love indonesiaaa :*