Halaman

Foto saya
Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
Your Future Psychology

Kamis, 11 Juni 2015

Hotel Aston

Hari ke delapan, Instalasi Rehab Mental, Rumah Sakit Khusus Duren Sawit


11.00 Aku dan ayu baru datang 15 menit yang lalu, disambut dengan lawakan lawakan dan perintah-perintah yang membuatku merasa benar-benar diterima di dalam tim ini. "push up duluuu sanaaa" kata teh ineu, "nyanyi duluuuuu nyanyiii" mami said. Semuanya ramai, kami langsung saja membantu petugas melatih pasien untuk latker (latihan kerja) untuk pasien wanita, aku juga mau membuat boneka bebek, kita sama-sama membuat pola bebek, menggunting pola, dan menjahitnya, jkemudian kami berikan dakron untuk isi boneka agar terlihat gembul. 


13.30 Giliran pasien rawat inap yang akan direhab, dua petugas menjemput pasien ke rawat inap, aku tidak ikut, telat karena aku baru saja mulai solat setelah mereka bergegas meninggalkan ruangan untuk menjemput. Kami menunggu di aula, tidak lama kemudian mereka masuk, jumlahnya banyak, pasien wanita dan pasien laki-laki seimbang 50% 50%. Ada empat orang lagi pasien baru, karena pasien yang lama sudah menempuh 10 kali pertemuan, diganti dengan pasien-pasien yang dirujuk psikiater sudah bisa direhab. Senam dimulai, sebenarnya senam kali itu giliran teh ineu, tapi karena teh ineu sedang hamil muda, ibu ibu lainnya segera mengambil alih, tetapi dengan becandaan mereka yang khas, mereka memaksa kami untuk memimpin senam. Ayu dan hanun mengenakan rok saat itu, aku mengenakan celana, jadilah aku yang ditarik tarik ke depan aula untuk memimpin senam, bu lidya bilang "yaudah ibu aja ibu aja, bungaaa sini ajaa di samping ibu" aku pikir aku hanya mengikuti gerakan bu lidya, tapi faktanyaaaaaa, bu lidya hanya melakukan dua gerakan senam, selebihnya, ia justru mengikuti gerakanku, sebagai wanita jantan aku memberanikan diri memperlihatkan gerakan-gerakan anehku hahaha. Semua petugas tertawa, ramai, aku ramai jadi bahan becanda, tapi disinilah aku, aku sudah terjebak dan ya sudah, semuanya berlalu begitu saja, aku menggeal geol pinggangku, menggerakan badan sesuka hatiku, setelah mungkin seperempat lagu berakhir barulah aku dibantu bu ayu, bu ayu pintar menari, kami memiliki minat dan bakat yang sama sebenarnya, tapi aku sudah tidak lagi menari, dulu aku memang pintar menari tari betawi, tari kipas, tari saman, tapi itu dulu.

14.00 Materi diisi oleh ka Ardi, tema nya tentang komunikasi, Setelah orientasi waktu untuk para pasien, langsung saja ka Ardi bertanya banyak hal, apa itu komunikasi, jenis komunikasi, mengapa komunikasi penting, dan apa itu komunikasi vs halusinasi. Momen mengesankan yang kuingat adalah Ka Ardi : "Jadi, komunikasi itu harus dua arah, ada lawan bicara, kalo ga ada lawan bicara? kalo ga ngomong sendiri?'
Pasien-pasien : "orang gila namanya, hahahahaha" *dan mayoritas pasien tertawa
Ka Ardi : *ikut tertawa bersama dengan kami tim rehab* "iyaaa, jadiii, kalo komunikasi hanya ngomong sendiri artinya ada halusinasi, ga mau lagi kan ada halusinasi ya bapak/ibu ya?"
Pasine-pasien : "iya ga mauuu pak ga mau"
Pasien 1 : "itu dimana dok munculnya halusinasi? bagaimana ko kita bisa halusinasi? di otak adanya?"
Ka Ardi : "iyaaa, diciptakan di otak dan bentuknya bisa visualisasi atau verbalisasi, bla bla bla ..."
Pasien 2 : "kalo komunikasi sama jin gimana?"
Pasien 3 : "loh kalo gitu semua orang pernah halusinasi dong pak?"
Mereka sangat antusias mengenai materi ini, begitupun aku. 

15.00 Hari ini hari kamis, terapi musik seperti biasa, pasien-pasien disuruh memilih lagu apa untuknya, banyak pasien yang memilih, maju dan memilih dvd dvd yang berjajar di meja depan di aula, tempat kami mencatat segala dokumen. Setengah perjalanan mereka bernyanyi, bu astami berdiri dan keluar dari aula, untuk pergi ke toilet sepertinya, sepulangnya dari toilet ia menutup kupingnya dan bicara berbisik bisik sndiri, pak Pandi memergokinya, "hey ngapain kamu? kenapa?" bu astami menjawab dengan pelan "itu halusinasi saya lagi datang pak" aku hanya melihat ia berdiri dan pergi ke toilet, sepulangnya dari toilet dan terjadi dialog tersebut terlewatkan oleh penglihatanku, aku hanya mendengar cerita dari hanun. Kemudian bu astami sangat gelisah, ia duduk, berdiri, bolak-balik, kemudian memberi tahu pak Pandi bahwa ada seorang wanita yang bilang jika hotel aston akan di bom, bu astami sangat cemas, ia bilang mau pulang ke bangsal berry berkali-kali. banyak petugas yang tangannya ditarik tarik meminta dirinya dipulangkan ke berry. Ini tidak menjadi keributan yang berarti, karena semua pasien lain sedang sibuk bernyanyi dan memperhatikan lagu-lagu yang dinyanyikan. Di penghujung terapi, bu astami ditunjuk bapak untuk bernyanyi "satu lagu saja, baru abis itu kita semua pulang" langsung saja bu astami menyanyikan lagu kasmaran. Semua pasien diminta berdiri dan bernyanyi bersama-sama.  Kami, ayu, hanun, aku dan aisyah sedang main ke rehab saat ini, beriringan saling menggandeng tangan dan melakukan gerakan yang sama, sambil menyanyikan lagu kemesraan bersama-sama pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar