Hari ketujuh, instalasi rehab mental, Rumah Sakit Duren Sawit
08.30 Aku datang setengah jam yang lalu, briefing dimulai, semua petugas menyetor laporannya masing-masing serta menyebutkan nama pasien mereka. DGT kami juga dievaluasi oleh Pak Pandi, beliau mengevaluasi DGT dengan leader ayu kemarin, kami juga memberitahu tema gambar dan tema DGT yang nanti akan dibawakan hanun. Kemudian setelah pasien day care berdatangan kami pindah ke aula, kami hanya duduk-duduk dan memperhatikan pasien, sambil menggambar buah semangka utuh dan semangka yang sudah dipotong di buku gambar.
14.00 Semua berjalan seperti biasa, jam 12 sampai jam 1 kami makan siang, kemudian masuk dan kami langsung ke aula, tidak ada yang ikut menjemput pasien hari ini, kami menemani hanun yang sejak pagi merasa cemas, ia mengatakan itu kepada semua petugas, waktu berlalu ... senam dimulai, 15 menit kemudian hanun maju untuk memberikan materi DGT tentang pengenalan binatang. Aku dan ayu mengamatinya di belakang pasien, berhadap-hadapan dengan hanun seolah memberi semangat tiada henti. Materi berakhir dengan lancar, hanun komunikatif, disambung pasien yang kooperatif, ada empat pasien baru hari ini, tiga perempuan dan satu laki-laki, mereka memperkenalkan identitas mereka di depan pasien lainnya. Hanun dapat menguasai monopoli pembicaraan dari Pak Tendi, seperti biasa, pak Tendi banyak bicara, banyak mengeluarkan pendapat, binatang yang ia sebutkan juga macam-macam seperti Aligator, Seal, Pinguin, Sea Horse, dan lain-lain, diselingi oleh kata-kata bahasa inggris yang ia kuasai. Hanun mengakhiri materi dengan waktu lebih sedikit.
15.00 Kami memberikan tema menggambar hari ini yaitu buah semangka, terdiri dari dua semangka, satu semangka utuh dan satu semangka yang sudah dipotong. Kami juga telah mewarnainya, warnanya hijau tua dan hijau muda, sementara isi semangkanya berwarna merah terang dengan biji-biji hitam yang cukup banyak di dalamnya. Bu Astami adalah salah satu pasien baru. Aku tertarik mengamatinya, aku berdiri di dekatnya sangat lama, ia membuat lingkaran dengan tahapan awal yang cukup detil, ia menggariskan garis horizontal dan garis vertikal yang bertemu kemudian baru ia goreskan pensil dengan bentuk lengkungan, ia sangat fokus, gerakannya cepat, semangat, dan terlihat senang. Sementara di sebelahnya, namanya bu nurwati, ia sama seperti bu astami, salah satu pasien baru, bu astami perlu banyak dibantu karena sangat lambat, afek datar masih kuat sekali melekat di dalam dirinya. Ia malas, menggerakan gerakan malas, melihat contoh gambar di depan malas, menghapus dengan gerakan yang lambat, dan perilakunya melambat, semuanya, ia sering termenung, sehingga kami para petugas sangat memberikan atensi padanya, kami coba semangati, kami coba puji apapun goresan yang digambar di kertas, aku merasa aku yang lebih peka dari tim, tiap kali aku melihat dan membantu pasien lainnya, dan menoleh ke arah bu nurwati, ia sedang termenung, kosong, kemudian aku jentikan jari dari hadapan matanya, kadang ku tepukkan tangannku di hadapan matanya, baru lalu ia kembali lanjutkan gambar dan mewarnai. Begitulah. Kami harus punya sejuta cara untuk selalu membuat pasien merasa ia bisa pulih
*nama sudah disamarkan, demi kode etik psikologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar