Halaman

Foto saya
Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
Your Future Psychology

Rabu, 09 November 2011

hebatnya Bung Karno di mata dunia

Gambar Perangko Negara tetangga yang ada gambar Soekarno:

[Image: sukarno-1.jpg?w=510]

Di Negara Adidaya:

[Image: s-4.jpg?w=510]

Presiden Sukarno baru tiba di bandara Washington DC, AS, pada siang hari. Didampingi oleh wakil presiden AS, Richard Nixon, Bung Karno disambut penuh oleh pasukan AS dengan 21 kali tembakan kehormatan. Bung Karno tiba di Washington dalam rangka kunjungan selama 18 hari di AS atas undangan Presiden AS, David Dwight Eisenhower (Foto: 16 Mei 1956).

Kalo sekarang SBY ke amrik diperlakukan kayak gini ga ya??

[Image: s-14.jpg?w=510]

Presiden Sukarno dan Presiden AS, Kennedy, duduk bersama di dalam mobil terbuka, sedang melewati pasukan kehormatan di pangkalan Angkatan Udara AS, MD. Bung Karno datang ke AS dalam rangka pembicaraan masalah insiden Kuba (Foto: 24 April 1961).

Bersama Mantan negara penjajah

[Image: s-9.jpg?w=510]

Presiden Sukarno menjadi tamu kehormatan Kaisar Jepang, Hirohito, dan pangeran Akihito. Bung Karno dijamu makan siang di istana kekaisaran Jepang di Tokyo (Foto: 3 Pebruari 1958).

Menjadi cover majalah TIMES tahun 1946

[Image: sukarno-cover-time-1946.jpg?w=510]

Go International
[Image: s-11.jpg?w=510]

Presiden Sukarno berdiri berdampingan dengan 4 pemimpin negara Non Blok setelah mereka selesai mengadakan pertemuan. Dari kiri kekanan : Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Kwame Nkrumah (Presiden Ghana), Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir), Bung Karno, dan Tito (Presiden Yugoslavia). Kelima pemimpin negara non blok ini mengadakan pertemuan yang menghasilkan seruan kepada Presiden AS, Eisenhower (Presiden AS) dan Perdana Menteri "Uni Soviet"/Rusia, Nikita Khruschev, agar mereka melakukan perundingan diplomasi kembali (Foto: 29 September 1960).

[Image: s-17.jpg?w=510]

Presiden Sukarno bersama Perdana Menteri Perancis, Pompidou (Foto: 1965).

[Image: s-10.jpg?w=510]

Presiden Sukarno sedang bercakap-cakap dengan Presiden Kuba, Osvaldo Dorticos Torrado (kiri), dan Perdana Menteri Kuba, Fidel Castro (kanan) di Havana, Kuba (Foto: 9 Mei 1960).

[Image: s-7.jpg?w=510]

Presiden Sukarno tiba di bandara Karachi, Pakistan. Didampingi oleh Presiden Pakistan, Iskander Ali Mirza, Bung Karno tampak sedang memberi hormat, diapit oleh bendera Indonesia dan bendera Pakistan (Foto: 25 Januari 1958).



[Image: chehha.jpg]
Bung Karno bertemu denga EL Che Guevarra "Pemimpin Revolusi" Amerika Latin.


[Image: soekarnodanmao.png]
Bung Karno bertemu dengan Mao , Presiden RRT (Pemimpin Revolusi China).

sarinah dimata BUNG KARNO

12962383841925264653
Sekarang, aku tidak punya ibu, tidak ada nenek untuk membujukku yang selamanya mengagumiku — tidak ada Sarinah yang dengan tekun menjagaku.” Sukarno dalam Penyambung Lidah Rakyat.
Sarinah. Nama ini sudah tak asing lagi di telinga kita. Paling tidak, nama ini mewakili suatu kebudayaan metropolis di pusat keramaian ibukota. Berdiri tegak di tengah hiruk-pikuk masyarakat kota, Mall Sarinah. Pusat perbelanjaan di jantung ibukota ini bukanlah sekedar nama tanpa sejarah. Pahit-getirnya pergeseran makna nama “Sarinah” telah ia rasakan sejak sebelum negeri ini merdeka.
Sarinah punya arti tersendiri bagi presiden pertama kita, Sukarno. Bagi Sukarno, Sarinah bukanlah orang biasa meski dia berprofesi sebagai pelayan keluarganya. Sukarno menaruh hormat bagi perempuan desa ini, sangat dalam. Sukarno menempatkannya dalam jajaran orang yang sangat mempengaruhi perjalanan hidupnya.
“Dialah yang mengajarku untuk mengenal cinta-kasih. Aku tidak menyinggung pengertian jasmaniahnya bila aku menjebut itu. Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat. Massa rakyat, rakyat jelata,” ujar Bung Karno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat.
Ajaran cinta kasih Sarinah kepada Sukarno sangat melekat hingga menjabat sebagai Presiden RI. Sukarno tak pernah melupakan jasa Sarinah atas pelajaran hidup selama ia diasuh semasa kecilnya. Ajaran Sarinah berpengaruh terhadap pemikiran besar Sukarno ketika ia dewasa. Terutama soal kemanusiaan, Sukarno benar-benar menyelami apa yang pernah Sarinah katakan padanya. Dengan menggabungkan ajaran Gandhi dan Sarinah, Sukarno merumuskan semangatn nasionalismenya, “my nationalism is humanity.
“Karno, yang terutama engkau harus mencintai ibumu. Akan tetapi kemudian engkau harus mentcintai pula rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya,” terang Sarinah kepada Sukarno kecil seperti yang diceritakan dalam biografi yang ditulis Cindy Adams itu.
Bimbingan Sarinah kepada Sukarno kecil membawanya pada pemahaman soal kemanusiaan yang kompleks. Sukarno pun menggelitik persoalan tabu pada zamannya, kesetaraan gender. Sukarno menuangkan gagasan kesetaraan tersebut dengan sebuah karya untuk mengenang gurunya. Pada 1947, Sukarno menerbitkan buku yang didalamnya banyak bercerita tentang pentingnya perempuan dalam membangun negara-bangsa, yakni Sarinah.
Terlepas tokoh Sarinah itu imajiner atau tidak seperti halnya Marhaen, cita-cita kesetaraan gender sangat kentara. Bukan berarti Sukarno merupakan tokoh awal perjuangan kesetaraan gender karena gerakan tersebut sesungguhnya sudah lahir sejak awal abad ke-20 yang digawangi kaum perempuan sendiri, seperti: Rohana Kudus, Dewi Sartika, dan Kartini. Laki-laki dan perempuan merupakan kekuatan tak terpisah. Harus berjalan seiring sejalan dengan kesetaraan di antara keduanya.
“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya se-ekor burung. Jika dua sayap itu sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai kepuncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali,” tutur Sukarno mengutip Baha’ullah dalam bukunya, Sarinah.
Atas jasa besar itu, sebagai penghormatan, Sukarno membangun sebuah pusat perbelanjaan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Nama pengasuhnya tersebut dipakai sebagai identitas pusat perbelanjaan itu, “Sarinah.” Gedung tersebut dibangun pada 23 April 1963 dan diresmikan 15 Agustus 1966, terlambat hampir setahun dari rencana awal yang ditargetkan selesai 22 Desember 1965. “Sarinah” dibangun untuk memenuhi keinginan rakyat, barang murah dengan kualitas bagus dan terjamin.
“Janganlah ada manusia yang mengira, bahwa departement store (Sarinah) adalah proyek lux. Tidak!” tegas sukarno ketika menjawab para pengritik pembangunan gedung tersebut.
Pergeseran Makna
Makna Sarinah ternyata tak bisa lepas dari konteks sosial-politik. Lahirnya rezim Suharto pada 1966 telah mengubah “sakralitas” Sarinah sebagai sebuah nama. Sarinah tak lagi bermakna dalam sebagaimana Sukarno menghormatinya. Tenggelam dalam giat politik rezim despotik yang berusaha mengaburkan segala sesuatu yang berbau Sukarno dan sosialisme.
12962383161204928874
Masih melekat kuat dalam ingatan tentang siapa itu Sarinah. Pasar malam di lapangan kecamatan yang selalu ramai pengunjung dengan berbabagi hiburan di masa kecil ku dapat jadi gambaran. Sarinah bukan lagi sosok penuh dedikasi terhadap kemanusiaan seperti yang digambarkan Sukarno. Makna sesungguhnya dari nama Sarinah ditenggelamkan hingga titik nadir.
“Sarinah pergi ke pasar.” Begitu lah yang dikatakan para pawang dalam hiburan topeng monyet di pasar malam. Sarinah diidentikkan, maaf, dengan monyet yang selalu menghibur anak-anak itu. Politik bahasa digunakan untuk menggeser arti Sarinah yang sesungguhnya. Saya pribadi sangat yakin, para pawang tersebut tak tahu bagaiamana politik kata-kata penguasa rezim Suharto telah merasukinya. Mereka hanya diperalat oleh rezim.
Begitu pula departement store di jalan MH Thamrin tersebut. Tempat yang awalnya bertujuan agar barang pasar naik kelas sudah tak sesuai lagi dengan cita-cita ketika didirikan. Pusat perbelanjaan Sarinah bukan lagi milik rakyat yang ingin barang murah dengan kualitas bagus. “Sarinah” sudah jadi gaya hidup elit karena apa yang dijual di sana harganya selangit, hanya untuk kalangan tertentu saja. Bukan lagi pasar tradisional dengan tempat istimewa.
Mengembalikan makna “Sarinah” pada tempat semestinya bukanlah perkara mudah. Butuh waktu panjang untuk mengenang kembali “romantisme” sebuah nama besar dalam perjalanan sejarah. Sarinah bukan lagi panggilan gantungan hidup pawang pertunjukkan topeng monyet. Sarinah bukan lagi tempat peminggiran rakyat. “Sarinah memberiku humanisme,” kata Sukarno dalam biografinya.
Referensi

Petuah asmara paling dahsyat

"Pokoknya begini sajah
Ia menerawang, menyarikan hikmah dari pengalaman buruknya.
'Jika kau berjumpa dengan Zakiah, tak perlulah banyak kata, Boi, tak perlu banyak lagak,
tak perlu bawa bunga segala. Cukup kautunjukkan raut muka bahwa kau bersedia menyuapinya
nanti jika ia sakit, bersedia menggendongnya ke kamar mandi jika
ia sudah renta tak mampu berjalan. Bahwa, kau, dengan segenap hatimu, bersedia mengatakan
di depannya betapa jelitanya ia, meski wajahnya sudah keriput seperti jeruk purut,
dan kau bersedia tetap berada di situ, tak ke mana-mana, di sampingnya selalu,
selama empat puluh tahun sekalipun
maryamah karpov-andrea hirata

orator hebat sepanjang masa


1. Fidel Castro




Fidel Alejandro Castro Ruz (lahir 13 Agustus 1926; umur 84 tahun) adalah Presiden Kuba sejak 1976 hingga 2008. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Perdana Menteri atas penunjukannya pada Februari 1959 setelah tampil sebagai komandan revolusi yang gagal Presiden Dewan Negara merangkap jabatan sebagai Dewan Menteri Fulgencio Batista pada tahun 1976. Castro tampil sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba (Communist Party of Cuba) pada tahun 1965 dan mentransformasikan Kuba ke dalam republik sosialis satu-partai. Setelah tampil sebagai presiden, ia tampil sebagai komandan Militer Kuba. Pada 31 Juli 2006, Castro menyerahkan jabatan kepresidenannya kepada adiknya, Raúl untuk beberapa waktu.


Pada tahun 1947, ia ikut dalam upaya kudeta diktator Republik Dominika Rafael Trujillo dan lari ke New York (Amerika Serikat) karena adanya ancaman akan dihabisi lawan politiknya. Setelah meraih doktor di bidang hukum pada 1950, ia memprotes dan memimpin gerakan bawah tanah anti-pemerintah atas pengambil-alihan kekuasaan lewat kudeta oleh Fulgencio Batista pada 1952. Tahun 1953, ia memimpin serangan ke barak militer Moncada Santiago de Cuba, namun gagal. Sebanyak 69 orang dari 111 orang yang ambil bagian dalam serbuan itu tewas dan ia dipenjara selama 15 tahun.


Setelah mendapatkan pengampunan dan dibebaskan pada 15 Mei 1955, ia langsung memimpin upaya penggulingan diktator Batista. Perlawanan ini kemudian dikenal dengan Gerakan 26 Juli. Pada 7 Juli 1955, ia lari ke Meksiko dan bertemu dengan pejuang revolusioner Che Guevara. Bersama 81 orang lainnya, ia kembali ke Kuba pada 2 Desember 1956 dan melakukan perlawanan gerilya selama 25 bulan di Pegunungan Sierra Maestra.


Di luar Kuba, Castro mulai menggalang kekuatan untuk melawan dominasi Amerika Serikat dan bekas negara Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, cita-cita dan impiannya mulai diwujudkan dengan bertemu Hugo Chávez di Venezuela dan Evo Morales dari Bolivia.


Menjelang hari ulang tahunnya ke-80 yang jatuh pada 13 Agustus 2006, ia menyerahkan tampuk kepemimpinannya untuk sementara waktu kepada adiknya. Praktis, Raúl merangkap jabatan, yakni sebagai Presiden Kuba dan Menteri Pertahanan Kuba. Penyerahan kekuasaan ini merupakan pertama kali sejak ia memerintah Kuba pada 1959. Castro juga meminta perayaan ulang tahunnya yang ke-80 ditunda sampai 2 Desember 2006. Padahal, pesta meriah selama empat hari di jalan-jalan utama Havana sudah disiapkan, termasuk konser megah dari musisi dan penyanyi Amerika Latin.


Kesehatan Castro sempat menurun setelah jatuh ketika berpidato pada 2004. Waktu itu, lutut kiri dan lengan kanannya terluka.


Pada 19 Februari 2008, lima hari sebelum mandatnya berakhir, Castro menyatakan tidak akan mencalonkan diri maupun menerima masa bakti baru sebagai presiden atau komandan angkatan bersenjata Kuba. Jabatannya digantikan oleh adiknya, Raul Castro.


Orasi Fidel Castro mampu memikat orang-orang, sampai saat ini juaranya orator adalah Fidel Castro tapi ada yang menyebut bung Karno lah Juaranya

2. Soekarno





Ir. Soekarno (ER, EYD: Sukarno) (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.[2] Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

Orasi-orasinya singkat padat namun kata-katanya sangat dalam sehingga mampu memikat orang-orang, menurut beberapa ahli orasi-orasinya memiliki kata-kata yang sampai sekarang masih terdengar disebut-sebut.

3. Adolf  Hitler





Adolf Hitler (lahir 20 April 1889 – meninggal 30 April 1945 pada umur 56 tahun) adalah Kanselir Jerman dari tahun 1933 dan Führer (Pemimpin) (Reich ketiga) Jerman sejak 1934 hingga ia meninggal. Pada 2 Agustus 1934, ia menjadi diktator Jerman setelah Presiden Von Hindenburg meninggal. Ia menyatukan jabatan kanselir dan presiden menjadi Führer sekaligus menjadikan Nazi sebagai partai tunggal di Jerman. Ia juga seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan Nazi. Nazi secara resmi dibubarkan setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II yang besar karena sistem kediktatoran Hitler. Hitler seorang orator yang berkharisma, Hitler merupakan salah satu pemimpin yang paling berpengaruh di dunia.

Ketika Perang Dunia II akan berakhir, Hitler bunuh diri di bunker bawah tanah-nya di Berlin bersama istrinya yang dinikahinya belum lama di dalam bunker, Eva Braun. Tapi ada yang menyebut Hilter masih hidup dan mengasingkan diri di Indonesia, serta mengganti namanya menjadi Dr. Poch.

Hitler juga adalah penggemar dari Bung Karno, setiap bung karno Pidato, Hitler pasti mendengarkannya melalui radio, atau mendengar rekamannya. Hitler disebut sebagai orator ulung karena mampu mengambil simpati orang Jerman sehingga kemudian dia menjadi sang Penguasa Jerman


kata kata bung karno

1. “ Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia ” .
2. “ Tidak seorangpun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya ”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno).
3. “ Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”
4. “ Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”.5. “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961).
6. “ Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
7. “ Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno).

8. “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno).

9. “ Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno).
10. “ Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno).
11. “ Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ”Tuhan tidak merubah nasib sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno).
12. “ Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno).
13. “ Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno).
14. “Aku Lebih suka lukisan Samudra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno).
15. “ Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno)