KEJUJURAN SEBAGAI FAKTOR
INTEGRITAS AKADEMIK
MELEMAH
OLEH : ANDI ANNISA
HAKIM BUNGA SUMADI
Ketika kita
tengok bagaimana keadaan
integritas akademik di sekeliling
kita, baik di dunia
sekolah, kampus, atau institusi institusi
pemerintah, ada banyak
sekali faktor yang
mempengaruhi integritas akademik
ini melemah, salah satu
faktor paling berpengaruh
adalah faktor kejujuran.
Mengapa semua
orang harus jujur ? dan
mengapa ada orang
yang tidak jujur ?
Jawaban pertanyaan pertama
adalah kata ‘harus’
tidak keluar saja
dari mulut saya
atau hanya saya
yang mengarang kata
itu agar terlihat
seram, kata ‘harus’ keluar
dari perintah semua
agama, semua kepercayaan, semua perintah
negara. Semua – semua – semua
- ini
mengetahui bagaimana efek
jujur dalam setiap
langkah yang kita
ambil. Efeknya adalah
jujur dapat bermanfaat
bagi diri orang
sendiri dan orang
lain, bermanfaat dalam segi apapun,
selanjutnya jujur dapat
dipercaya orang lain, jujur
dapat disenangi orang
lain, dan banyak lagi.
Jawaban pertanyaan kedua
adalah karena mereka
tidak mematuhi perintah
semua agama, semua
kepercayaan , semua perintah negara.
Mengapa mereka tidak
mematuhi ? sebabnya ada banyak,
mungkin mereka dengar
tapi meremehkan, mungkin ada
faktor hereditas- mereka dilahirkan
oleh orangtua yang
juga tidak mau
dengar perintah ini, mungkin
mereka belum menemukan
efek yang menguntungkan
ketika mereka jujur,
atau mungkin mereka
dilahirkan dalam lingkungan
yang terlanjur menganut
rasa ketidakjujuran.
Penyimpangan integritas
paling kecil, paling
sering, dan paling mudah
dilakukan adalah menyontek,
jika dianalisis penyebabnya
juga banyak, faktor
kepepet, faktor tidak
percaya diri, faktor
ikutan, faktor meremehkan pengajar, dan lain sebagainya.
Penyimpangan integritas
yang besar pun
bahkan lebih banyak,
ketika satu institusi
memberikan bantuan dana
pendidikan seperti beasiswa,
apa yang didata
dan dikembalikan datanya
bisa bervariasi alias
beda. Dan ini
nyata saya temukan.
Kemudian ada seorang
anak yang berkebutuhan khusus
menderita down syndrome
yang mampu menembus
seleksi PTN. Dan
PTN yang menerimanya
pun tidak memberikan
kebutuhan khusus itu,
sehingga proses belajar
anak ini terhambat,
dan sekali lagi
ini nyata saya
temukan. Kembali lagi
ke faktor kejujuran,
mungkin mereka kurang
meresapi rasa kejujuran
yang sebenarnya indah,
mungkin mereka terlalu
menyepelekan perintah semua-semua-semua seperti
yang saya kemukakan
diatas, dan kita
semestinya percaya bahwa
sebuah perintah , ketika tidak
dipatuhi maka akan
ada sanksi. Dalam
bentuk apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar