Halaman

Foto saya
Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
Your Future Psychology

Kamis, 22 Januari 2015

19 Januari 2015

Aku selalu takjub pada sikapmu. Jika ku bilang aku marah, bahkan sebelum aku katakan itu, kau sudah bisa memaknai rasa kesalku, kemudian kau selalu mencari cara yg bijaksana untuk redamkan itu. Kau terlalu cepat mengobservasi segala tingkah lakuku, sebagai mahasiswi psikologi aku takjub. sekali lagi aku takjub. Kadang interpretasimu terlalu dini, tapi bahkan itu yang menjadikanku cemburu pada caramu memprosesnya. Bagaimana bisa dengan cepatnya kau amati aku, kemudian akan terus ingat jika aku lakukan A maka akan menghasilkan X?

Kau melindungiku dengan cukup. Tidak lebih tidak kurang. Perlindunganmu bijaksana. Kau selalu tau "kebutuhan ideal" komunikasi hubungan kita. Sekali lagi, sebagai mahasiswi psikologi yg nilai mata kuliah psikologi komunikasinya A, aku cemburu padamu. Kau tidak belajar mata kuliah ini sepertiku, tapi kau memahaminya lebih baik dibandingku. Jika dalam sehari pada pagi sampai sore hari kau pikir komunikasi kita kurang, maka kau lebihkan di malamnya, jika kau merasa tidak cukup waktu untuk komunikasi di malam hari, kau lebihkan itu pada paginya. Aku selalu merasa cukup. Tidak lebih tidak kurang.

Kau manis sekali. Aku suka leluconmu yg hmm begini, kau tanyakan hal-hal yg bertolak belakang dengan tingkah lakumu padaku. Contohnya kau bilang "kenapa sih ko kamu sayang sama aku? aku aja biasa aja sama kamu" sedang jari-jari tanganmu meremas punggung tanganku dengan keras. Aku suka ketika kau memberikan lelucon menyinggung tingkat kecemburuanku. Pernah pada satu saat di bis, kau katakan sesuatu yang tak aku suka tentang wanita-wanita itu, tapi tanganmu terus menggenggamku dengan kuat. Aku belajar komunikasi nonverbal pada manusia. Dan aku memahami pesan tersirat yg kau sampaikan dari genggaman tanganmu itu. Aku juga sayang padamu.

Hari itu, 19 Januari 2015. Kau katakan kau mau menikahiku. Ditengah obrolan yg sama sekali tidak sedang menyinggung ke arah sana, Di tengah ingatanku bahwa kau akan merasa tidak suka jika membahas soal itu. Kau bilang kau mau menikahiku. Hidup denganku. Kau katakan usia kapan kita menikah, kapan kita memiliki empat orang anak. Kau katakan kau sayang padaku. Kau ambil tanganku, kau peluk tanganku. Kau letakkan dipipimu, ditelingamu, dipelipismu.

Prospek Kerja Psikologi



Bagi kita yang ingin mengetahui bagaimana sistem yang berjalan dalam bidang jurusan psikologi dan bagaimana prospek pendidikan psikologi di masa depan, berikut adalah penjelasan bagi kita yang ingin mengetahui, terutama bagi mereka yang akan masuk dan memilih jurusan psikologi.
Pengetahuan ilmiah mengenai perilaku manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmiah tersebut membuat kontribusi psikologi dalam keikutsertaan dalam membantu penyelesaian persoalan-persoalan sosial semakin besar.
Sehingga pada akhirnya peranan psikologi dalam peranan-peranan sosial diakui masyarakat. Hampir semua bidang kehidupan dan bidang kerja di masyarakat bersangkut paut dengan persoalan perilaku dan persoalan interaksi antar manusia dan persoalan interaksi manusia dengan lingkungan. Dengan semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan jasa dan praktek psikologi, maka itulah yang menyebabkan pengetahuan psikologi menjadi sangat dibutuhkan pada masa sekarang dan yang akan datang.
Jenjang pendidikan psikologi, seperti halnya jenjang pendidikan tinggi yang lain, terbagi menjadi tiga, yaitu Pendidikan Sarjana, Pendidikan Magister dan jenjang Pendidikan Doktoral. Pendidikan professional untuk psikologi adalah pendidikan profesi psikolog.
Dalam bidang pendidikan dan jurusan psikologi terdapat beberapa bidang peminatan yang bisa diambil atau ditempuh sesuai dengan pendalaman keilmuan yang ingin dikuasai. Terdapat lima bidang peminatan yang menjadi dasar bidang keilmuan dan jurusan psikologi, diantaranya adalah:
  • Psikologi Industri dan Organisasi
Dalam bidang keilmuan Psikologi Industri dan Organisasi, membahas tentang pengembangan manusia dan perilaku manusia dalam konteks industri organisasi, dan juga timbal balik antara individu dan organisasi tempatnya berkarya.
  • Psikologi Perkembangan
Dalam bidang keilmuan Psikologi Perkembangan, membahas tentang perkembangan manusia sepanjang masa kehidupannya, meliputi perkembangan psikologis manusia, psikologi perkembangan anak, psikologi remaja, psikologi keluarga dan membuat rancangan teoritis intervensi untuk mengoptimalkan perkembangan individu dalam kehidupan masyarakat.
  • Psikologi Klinis
Dalam bidang keilmuan Psikologi Klinis, membahas tentang proses analisis dan mendiagnosis gangguan perilaku yang terkait dengan aspek psikologis melalui berbagai pendekatan teori serta mengenal metode-metode intervensinya.
Terdapat beberapa pertanyaan seputar bidang keilmuan psikologi dengan bidang keilmuan psikiater, bahwa terdapat berbedaan diantara keduanya. Dalam kajian psikologi terutama dalam psikologi klinis, penanganan gangguan psikis dilakukan dengan pendekatan psikologis yang melibatkan peran individu dalam melakukan proses terapi sebagai bentuk intervensi. Sedangkan dalam psikiater diperbolehkan melakukan penanganan melalui obat-obatan.
  • Psikologi Pendidikan
Dalam bidang keilmuan Psikologi Pendidikan, membahas tentang bagaimana gambaran individu dalam konteks dunia pendidikan, persoalan pendidikan, kesulitan belajar dan proses belajar berdarkan teori, konsep dan hasi-hasil penelitian dalam psikologi baik pada level individual maupun dalam kaitannya dengan sistem masyarakat pada khususnya dan sistem global pada umumnya.
  • Psikologi Sosial
Dalam bidang kelimuan Psikologi Sosial, membahas tentang analisis dan membuat rancangan teoritis intervensi perilaku sosial sebagai proses interaksi individu dengan lingkungan sosialnya seperti gambaran manusia dalam konteks sosial dan kelompok.
Dalam bidang keilmuan psikologi terutama dalam prospek pendidikan dan jurusan psikologi, para lulusan psikologi dapat memiliki peluang kerja yang besar seperti berikut ini:
  1. Psikolog/konsultan di biro pelayanan jasa psikologi manajemen dan organisasi.
  2. Staf dan manajer di bagian pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada berbagai perusahaan dan organisasi.
  3. Psikolog/asisten psikolog di Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa.
  4. Psikolog/asisten psikolog di lembaga lembaga pendidikan.
  5. Psikolog/asisten psikolog di Lembaga Psikologi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri).
  6. Psikolog/asisten psikolog di Lembaga lembaga pemerintahan.
  7. Tim kreatif di Biro-biro Advertising.
  8. Wirausahawan pada jasa pelayanan psikologi, manajemen dan organisasi.

Senin, 03 November 2014

LEBIH

Kau pikir kau oasis?
Yang raganya adalah pemuas dahaga para unta dalam buaian tandus sang padang pasir
Kau pikir kau google ?
Yang informasinya dilahap banyak jemaat fakir ilmu di kampus kampus
Kau pikir kau si singa ?
Yang aumannya disegani seluruh umat hewan di belantara
Kau pikir kau musim semi?
Yang keindahannya melebihi musim salju musim panas dan musim gugur.
Kau pikir kau menara eiffel ? 
Yang keanggunannya diabadikan berjuta juta pasangan haus cinta dalam foto-foto
Kau pikir kau organ vestibular?
Yang perannya sebagai penyeimbang tubuh pada seluruh pasang kuping di kehidupan
Kau pikir kau jiwa?
Yang tak tahu dimana keberadaannya dalam tubuh tapi terasa
Kau pikir kau segalanya?
Tidak.
Kau bukan segalanya. 
Kau lebih dari oasis, google, singa, musim semi, menara eiffel, organ vestibular, dan jiwa.
Kau lebih dari jiwa.
Kau lebih dari jiwa untukku, tah 

Senin, 10 Maret 2014

Situasi-Situasi yang Menuntut Interviewer Melakukan Probing

 
 Probing  adalah  seni  dalam  mencari  informasi  tambahan  dengan cara  menggali  informasi  lebih mendalam. Dilakukan  ketika  interviewer  dihadapkan  pada  situasi  sebagai  berikut

1.       Apabila  jawaban  tidak  relevan  dengan  pertanyaan
Ketika  interviewee  menjawab  dengan  cepat,  lugas,  dan  panjang  lebar  mengenai  jawaban  yang  sebenarnya  bukan  jawaban  dari  pertanyaan  yang  diperlukan, maka  interviewer  bisa  memotong  dan  menanyakan  kembali  dengan  kalimat  yang  lebih  mudah  (disebut  teknik  restatement  probes)  atau  memberi  kesempatan  interviewee untuk  menyelesaikan  jawaban  dan  melakukan  teknik  reflective  probes – teknik  probing  dengan  menanyakan  kembali/mengklarifikasi/mengkonfirmasi  jawaban  interviewee,  kemudian  dilanjutkan  menggunakan  teknik  restatement  probes.  Dengan  penyusunan  kata  yang  baik,  maka  interviewee  akan  mengerti  maksud  interviewer  bahwa  jawabannya  tidak/belum  relevan.

2.        Apabila  interviewee  tidak  mengetahui  jawaban
Banyak  jawaban  yang  dirasa  sulit  untuk  dijawab  oleh  beberapa   orang.  Jika  interviewer  menemui  situasi  seperti  ini,  maka  dapat  dilakukan  teknik  silent  probes,  yaitu  teknik  probing  dengan  memberi  waktu  sejenak  bagi  interview ee  untuk  berfikir.  Atau  dapat  pula  dilakukan  teknik  restatement  probes,  dengan  menanyakan  kembali  pertanyaan  dengan  kalimat  yang  lebih  mudah,  bisa  saja, dengan  kata-kata  yang  mudah,  interviewee  mengingat  jawaban.

3.       Apabila  interviewee  mengekspresikan  emosi   meluap-luap  (contohnya  menangis  atau  marah)
Silent  probes  adalah  teknik  probing  dengan  mendiamkan  atau  memberikan  waktu   sejenak  dengan  rasa  empati,  atau  bisa  juga  dengan  menunjukkan  gesture  yang  menandai  rasa  simpati,  teknik  ini  dapat  digunakan  untuk  situasi  yang  berhubungan  dengan  emosi.  Atau  dapat  juga  melakukan  teknik  nudging  probes  seperti  contoh  kata-kata  “silakan  dilanjutkan”, “lalu”,  “jadi” , “hmm” “uh huh.. “  dan  sebagainya.


Rabu, 26 Februari 2014

Penjabaran jawaban yang terlalu lama memakan waktu


                Iter  adalah  sebutan  untuk  interviewer  atau  pewawancara, dan  itee  adalah  sebutan  untuk  interviewee  atau  yang  diwawancarai,  dalam   beberapa  kasus  wawancara, ada  beberapa  itee yang  terlalu  nyaman berkomunikasi  dengan  iter  sehingga  menjawab  pertanyaan  iter  terlalu  berlebihan misalnya  seperti  percakapan  di bawah  ini:

Iter                         :   Bagaimana Anda memandang diri Anda sendiri ketika mendapatkan gelar?
Itee                        :   Ketika  saya  mendapatkan  gelar  saya  akan  merasa  rendah  diri, karena  seperti  old  quote  yang  kita  sama-sama  percayai  bu, semakin  padi  berisi  semakin  padi  merunduk,  jadi semakin  kita mencapai  tingginya  kesuksesan  hidup  sesuai  yang  kita cita-citai, maka semakin sebaiknya  kita  rendah diri, saya  akan  segera  mempertanggungjawabkan  ilmu  yang  saya  dapatkan  untuk  dikembangkan  dan  dimanfaatkan  di  bidang terkait bu, khususnya  saya  akan  mengaplikasikan  ilmu saya  untuk  mengabdi  di  Negara  kita. Bahkan  saya  bercita-cita  untuk  melanjutkan  sarjana  muda  saya  ke jenjang  selanjutnya  di negeri  lain, misalnya  di  Universitas Amsterdam di  Belanda bu, karena  saya  pernah  membaca  sebuah  artikel  yang  menulis  bahwa  Universitas  Amsterdam  ini ……..

                Ini  adalah  kasus  yang  sulit  dan  memerlukan  keahlian  yang  baik  untuk  menjawab  tipe kepribadian  itee  seperti  di atas,  minimal  iter  perlu  menguasai  ilmu  komunikasi  yang  baik, perlu  mengolah  rasa  asertif  yang  baik, dan  perlu  mempunyai  pengalaman  yang  cukup untuk  menanggapi  penjabaran  jawaban  yang  terlalu lama  dari  itee.