Probing adalah seni dalam mencari informasi tambahan dengan cara menggali informasi lebih mendalam. Dilakukan ketika
interviewer dihadapkan
pada situasi sebagai
berikut
1.
Apabila
jawaban tidak relevan
dengan pertanyaan
Ketika interviewee menjawab dengan
cepat, lugas, dan
panjang lebar mengenai
jawaban yang sebenarnya
bukan jawaban dari
pertanyaan yang diperlukan, maka interviewer bisa
memotong dan menanyakan
kembali dengan kalimat
yang lebih mudah
(disebut teknik restatement
probes) atau memberi
kesempatan interviewee untuk
menyelesaikan jawaban dan
melakukan teknik reflective
probes – teknik probing dengan
menanyakan
kembali/mengklarifikasi/mengkonfirmasi
jawaban interviewee, kemudian
dilanjutkan menggunakan teknik
restatement probes. Dengan
penyusunan kata yang
baik, maka interviewee akan
mengerti maksud interviewer
bahwa jawabannya tidak/belum
relevan.
2.
Apabila interviewee
tidak mengetahui
jawaban
Banyak
jawaban yang dirasa
sulit untuk dijawab
oleh beberapa orang.
Jika interviewer menemui situasi
seperti ini, maka
dapat dilakukan teknik
silent probes, yaitu
teknik probing dengan
memberi waktu sejenak
bagi interview ee untuk berfikir.
Atau dapat pula
dilakukan teknik restatement
probes, dengan menanyakan
kembali pertanyaan dengan
kalimat yang lebih
mudah, bisa saja, dengan
kata-kata yang mudah,
interviewee mengingat
jawaban.
3.
Apabila interviewee mengekspresikan emosi
meluap-luap (contohnya menangis
atau marah)
Silent probes adalah
teknik probing dengan
mendiamkan atau memberikan
waktu sejenak dengan
rasa empati, atau
bisa juga dengan
menunjukkan gesture yang
menandai rasa simpati,
teknik ini dapat
digunakan untuk situasi
yang berhubungan dengan
emosi. Atau dapat
juga melakukan teknik nudging
probes seperti contoh
kata-kata “silakan dilanjutkan”, “lalu”, “jadi” , “hmm” “uh huh.. “ dan
sebagainya.